JAKARTA - Warga Sumatera Barat sempat dikejutkan oleh getaran gempa bumi yang terjadi pada Minggu pagi.
Meski guncangan terasa di sejumlah wilayah, otoritas memastikan tidak ada ancaman lanjutan yang membahayakan masyarakat, terutama terkait potensi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menegaskan bahwa gempa yang berpusat di wilayah Kabupaten Pasaman tersebut tidak menimbulkan risiko tsunami. Penjelasan ini disampaikan untuk meredam kekhawatiran publik sekaligus memberikan kejelasan atas fenomena alam yang terjadi.
BMKG Pastikan Gempa Tidak Picu Tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memastikan gempa bumi bermagnitudo 4,7 yang berpusat di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, tidak berpotensi tsunami. Gempa tersebut tercatat terjadi pada pukul 09.11 WIB.
“Gempa tektonik magnitudo 4,7 yang terjadi pada pukul 09.11 WIB tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, BMKG Suaidi Ahadi di Kota Padang, Minggu.
Penegasan tersebut disampaikan sebagai respons cepat atas laporan guncangan yang dirasakan masyarakat. BMKG menilai parameter gempa menunjukkan karakteristik yang tidak memicu gelombang laut besar.
Dengan tidak adanya potensi tsunami, masyarakat di wilayah pesisir Sumatera Barat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Lokasi dan Parameter Gempa Dangkal
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki magnitudo 4,7 dengan episenter terletak pada koordinat 0,13 derajat Lintang Selatan dan 100,08 derajat Bujur Timur. Lokasi pusat gempa berada di darat.
Secara geografis, episenter gempa berada pada jarak sekitar 19 kilometer barat daya Bonjol, Kabupaten Pasaman. Kedalaman gempa tercatat sekitar 10 kilometer dari permukaan bumi.
Kedalaman tersebut mengindikasikan gempa tergolong dangkal. Gempa dangkal umumnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat, meski tidak selalu berdampak besar terhadap kerusakan.
BMKG menyebutkan bahwa dengan lokasi gempa yang berada di darat dan kedalaman relatif dangkal, potensi terjadinya tsunami dapat dipastikan tidak ada.
Dipicu Aktivitas Sesar Kajai Talamau
Setelah memperhatikan lokasi dan kedalaman pusat gempa, BMKG menjelaskan bahwa gempa yang terjadi termasuk kategori gempa dangkal. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya aktivitas Sesar Kajai-Talamau.
Sesar Kajai-Talamau dikenal sebagai salah satu struktur geologi aktif di wilayah Sumatera Barat. Aktivitas sesar ini kerap memicu gempa dengan skala kecil hingga menengah.
BMKG menilai mekanisme gempa masih sejalan dengan karakteristik tektonik regional Sumatera. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari dinamika alam yang tidak dapat dihindari.
Meskipun demikian, BMKG terus melakukan pemantauan secara intensif untuk memastikan tidak ada perkembangan lanjutan yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.
Guncangan Dirasakan di Sejumlah Wilayah
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa ini dirasakan oleh masyarakat di beberapa daerah. Wilayah yang terdampak antara lain Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
Selain itu, guncangan juga dirasakan di Kota Bukittinggi serta Kabupaten Agam. Intensitas getaran dilaporkan bervariasi, namun masih dalam kategori ringan hingga sedang.
Tidak hanya di wilayah tersebut, getaran gempa turut dirasakan hingga ke Kota Padang Panjang dan Kota Payakumbuh. Sejumlah warga mengaku merasakan getaran selama beberapa detik.
BMKG belum menerima laporan kerusakan signifikan akibat gempa ini. Namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap potensi gempa susulan.
Aktivitas Gempa Susulan Terpantau
Hingga pukul 09.33 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu kali aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. Gempa susulan tersebut tercatat memiliki magnitudo 4,7.
BMKG menjelaskan bahwa gempa susulan merupakan hal yang umum terjadi setelah gempa utama. Fenomena ini merupakan bagian dari proses penyesuaian energi di dalam kerak bumi.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik apabila merasakan getaran lanjutan. BMKG menyarankan warga untuk mengikuti prosedur keselamatan gempa bumi.
Selain itu, masyarakat diminta hanya mengakses informasi resmi dari BMKG agar terhindar dari kabar bohong atau hoaks yang dapat menimbulkan keresahan.
BMKG akan terus memperbarui informasi terkait aktivitas seismik di wilayah Sumatera Barat. Pemantauan dilakukan selama dua puluh empat jam guna memastikan kondisi tetap aman dan terkendali.