JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami penguatan tipis pada perdagangan Jumat, terdorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan dari Venezuela dan ketidakpastian geopolitik Eropa.
Investor global masih menyoroti perkembangan konflik Rusia-Ukraina yang berpotensi memengaruhi pasar energi.
Blokade terhadap tanker minyak Venezuela menjadi perhatian utama pasar, karena bisa menghambat pengiriman minyak mentah ke berbagai negara. Selain itu, langkah-langkah diplomatik dan perundingan damai antara Rusia dan Ukraina turut memengaruhi sentimen investor terhadap harga minyak dunia.
Dilansir dari Reuters, Senin, harga minyak Brent naik 1,1% menjadi US$60,47 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,9% ke level US$56,66 per barel, mencerminkan stabilisasi pasar setelah beberapa hari tekanan turun.
Pengaruh Gejolak Geopolitik Terhadap Pasokan Minyak
Investor global masih memantau gejolak politik di Venezuela, salah satu negara eksportir minyak utama. Blokade terhadap kapal tanker dapat menimbulkan kekurangan pasokan di pasar internasional, sehingga menekan harga minyak dalam jangka pendek.
Di sisi lain, ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Kiev dilaporkan menyerang kapal tanker minyak milik armada bayangan Rusia di Laut Mediterania, menandai eskalasi konflik di sektor transportasi minyak Rusia. Hal ini menimbulkan risiko tambahan bagi stabilitas pasokan energi global.
Selain itu, pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak kompromi atas syarat-syarat damai turut memicu ketidakpastian. Sementara itu, upaya diplomatik Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mendukung Ukraina melalui pendanaan dan pinjaman juga menjadi faktor yang memengaruhi ekspektasi pasar minyak.
Dampak Terhadap Pasar Energi dan Kilang
Di Amerika Serikat, harga kontrak bensin berjangka dan gasoline crack spread, indikator margin keuntungan kilang, tercatat melemah hingga level terendah sejak awal tahun. Penurunan margin ini mencerminkan tekanan pada industri pengolahan minyak akibat volatilitas pasokan dan harga minyak mentah global.
Ritterbusch and Associates menilai, kompleks minyak masih mencatat kenaikan kecil dan bertahan di atas level terendah yang terbentuk awal pekan ini. Investor cenderung menunggu arahan lebih lanjut terkait situasi geopolitik Venezuela dan Eropa sebelum mengambil keputusan signifikan.
Selain itu, ketidakpastian permintaan global juga memengaruhi prospek harga minyak. Pasar masih menantikan indikator ekonomi utama, termasuk data konsumsi energi dan stok minyak mentah, untuk memperkirakan arah harga dalam beberapa pekan ke depan.
Prospek Harga Minyak Menjelang Akhir Tahun
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyatakan bahwa pihaknya tidak terlalu khawatir terkait eskalasi konflik di Venezuela, namun investor tetap mewaspadai potensi gangguan jangka pendek. Sentimen pasar minyak tetap rentan terhadap berita politik dan militer terbaru.
Di Eropa, keputusan Uni Eropa untuk menghimpun dana melalui penerbitan utang guna membantu Ukraina menambah lapisan kompleksitas geopolitik. Hal ini dapat memicu fluktuasi harga minyak tergantung pada stabilitas pasokan dan respons Rusia terhadap tekanan internasional.
Dengan kondisi ini, analis memperkirakan harga minyak akan bergerak tipis menjelang akhir tahun, dengan tekanan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi tetap menjadi faktor dominan. Investor disarankan memantau perkembangan konflik serta rilis data ekonomi global untuk mengantisipasi pergerakan harga.
Secara keseluruhan, pasar minyak global berada dalam fase waspada, menimbang potensi gangguan pasokan dari Venezuela dan Eropa. Meskipun harga Brent dan WTI menguat tipis, volatilitas masih menjadi ancaman yang dapat memengaruhi strategi investor dan kebijakan energi negara-negara konsumen minyak.